Kamis, 08 Desember 2011

Suatu keajaiban Duniaaa Subhanallah

http://ngunik.blogspot.com/2011/12/fakta-besar-tentang-kabah-yang-coba.html

Antibiotik Berbahaya untuk Obati Infeksi Virus

http://www.detikhealth.com/read/2011/12/08/173345/1786452/763/antibiotik-berbahaya-untuk-obati-infeksi-virus?l1101755

Ini Tanda-tanda Terjadinya Penuaan Dini

http://www.detikhealth.com/read/2011/12/08/180548/1786489/766/ini-tanda-tanda-terjadinya-penuaan-dini?l1101755

Penyakit-penyakit Karena Memendam Emosi

http://www.detikhealth.com/read/2011/12/08/183321/1786512/763/penyakit-penyakit-karena-memendam-emosi?l1101755

Tono CS 2

Huhuhuhuhuhuhu 

Maddi Jane

kereeeeeeennn ^^

Masa SMAku :D :D

SMA memang masa yang paliing indaah ^^

Kelas XI IPA **tepatnya saat pembagian rapot semester II **
ini waktu ujian praktikum buaat POT bungaa dari SEMEN :D :
^^lagi nungguuu guruuuu eksiss dulu deh wkwkwkwk
cowoo kelasku ^^
yasinan diRumahku (detik2 mau UAN -__- )
harii sabtuuu ngumpuliin tugaas keterampilaan ^^

 ni temen deketkuu waktu SMA tapi sekarang pada sibuk masing2 hikshikshikssss **curcool deeeh 

 foto depan SMAku bareeng anak2 IPANES dan guru2 :( :(






Tono CS

siip :D :D

Sejarah Angkringan

 Posted by By InfoJogja at 17 August, at 14 : 39 PM 
Angkringan sangat favorit dan menjadi andalan bagi mahasiswa di Jogjakarta. Ketika lapar menyergap tapi tak punya banyak uang, maka angkringanlah salah satu alternatifnya, bagaimana tidak, angkringan menyediakan berbagai makanan dan minuman khas jawa seperti sego sambel, sate usus, tempe bakar dan sebagainya dengan harga yang relatif murah.
Sejarah angkringan di Jogja merupakan sebuah romantisme perjuangan menaklukan kemiskinan. Angkringan di Jogjakarta dipelopori oleh seorang pendatang dari Cawas, Klaten bernama Mbah Pairo pada tahun 1950-an. Cawas yang secara adminstratif termasuk wilayah Klaten Jawa Tengah merupakan daerah tandus terutama di musim kemarau. Tidak adanya lahan subur yang bisa diandalkan untuk menyambung hidup, membuat Mbah Pairo mengadu nasib ke kota. Ya, ke sini, ke Jogjakarta.

Mbah Pairo bisa disebut pionir angkringan di Jogjakarta. Usaha angkringan Mbah Pairo ini kemudian diwarisi oleh Lik Man, putra Mbah Pairo sekitar tahun 1969. Lik Man yang kini menempati sebelah utara Stasiun Tugu sempat beberapa kali berpindah lokasi. Seiring bergulirnya waktu, lambat laun bisnis ini kemudian menjamur hingga pada saat ini sangat mudah menemukan angkringan di setiap sudut Kota Jogja. Angkringan Lik Man pun konon menjadi yang paling dikenal di seluruh Jogja, bahkan di luar Jogja.
Berbeda dengan angkringan saat ini yang memakai gerobak, diawal kemunculannya angkringan menggunakan pikulan sebagai alat sekaligus center of interest. Bertempat di emplasemen Stasiun Tugu Mbah Pairo menggelar dagangannya. Pada masa Mbah Pairo berjualan, angkringan dikenal dengan sebutan ting-ting hik (baca: hek). Hal ini disebabkan karena penjualnya berteriak “Hiiik…iyeek” ketika menjajakan dagangan mereka. Istilah hik sering diartikan sebagai Hidangan Istimewa Kampung. Sebutan hik sendiri masih ditemui di Solo hingga saat ini, tetapi untuk di Jogja istilah angkringan lebih populer. Demikian sejarah angkringan di Jogjakarta bermula.
Kini angkringan sudah menjamur di kota-kota besar maupun kecil di seantero nusantara. Bahkan kabarnya ada lho angkringan yang menerapkan sistem penjualanya dengan franchise atau waralaba.Dan sekedar informasi, berikut adalah rekomendasi angkringan yang mempunyai makanan yang enak dan muantap di sekitaran jogja
* Angkringan Kali Code
* Angkringan PDAM jogja Sleman
* Angkringan Kridosono
* Angkringan stadion Mandala
* Angkringan pasar sore Malioboro
* Angkringan tugu jogja
* Angkringan Pak min depan gor UNY (siang)
* Angkringan Mc Nduts depan gor UNY (malam)

sumber : http://www.metrogaya.com/home/sejarah-hari-ini/sejarah-angkringan
Dimanakah angkringan favoritmu?

Gua Cerme Imogiri Bantul Yogyakarta


Posted by By InfoJogja at 11 August, at 14 : 23 PM 
Gua Cerme Imogiri Bantul YogyakartaGua Cerme adalah gua alam dan gua sejarah yang terletak di Desa Srunggo di Kecamatan Imogiri, Bantul sekitar 20 km dari pusat kota Yogyakarta. Gua ini dulu digunakan untuk tempat berkumpul bagi pengkhotbah Islam di Indonesia yang dikenal sebagai Wali Songo. Wali Songo adalah nama yang diberikan kepada 9 orang pilihan di abad ke-15 dan 16 yang diberikan wahyu untuk menyebarkan agama Islam di lingkungan mereka, terutama di daerah Jawa.
Dalam salah satu ekspedisi mereka ke berbagai daerah untuk menyebarkan agama Islam, mereka menemukan sebuah gua yang digunakan sebagai lokasi pertemuan untuk membahas rencana mereka dalam memperluas agama Islam, di antaranya adalah rencana mendirikan Masjid Agung Demak, sebuah kota di bagian utara Provinsi Jawa Tengah. Gua ini dikenal sebagai Gua Cerme. Cerme sendiri diambil dari kata “Ceramah”.
Saat ini, Gua Cerme dikenal sebagai situs wisata petualangan, di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Untuk mencapai pintu masuk gua, kita harus mendaki bukit dengan 759 tangga. Fitur Terbesar dan daya tarik utama dari Gua Cerme adalah stalaktit dan stalagmit yang indah menggantung hampir di seluruh rute gua, panjang gua sekitar 1,2 km. Daya tarik lain dari gua ini adalah arus bawah tanah yang mengalir hampir non-stop. Kedalaman sungai dapat berbeda dari 10 cm sampai 1,2 meter tingginya, tergantung pada curah hujan dan kelembaban.
Stalaktit dan stalagmit di gua memiliki bentuk yang berbeda atara satu dan lainnya. Antara lain berbentuk gorden (berbentuk tirai batu), membentuk Perisai (berbentuk perisai batu) dan bentuk Canopy (berbentuk kubah batu).

INFO JOGJA ^^

http://infojogjakarta.com/